Rabu, 10 Oktober 2018

Ihae Yoo-Gun BAB 1 > Pembujukan Pertama


BAB 1 à Pembujukan Pertama
Subang, 16 Juni 2014
“Apa?”
     Anak itu langsung tercengang, ketika ibundanya mengajaknya pergi ke luar kota. “Tidak bu, aku tidak mau ikut ibu”, anak itu terus saja mengucapkan kata-kata itu. “Tidak bu, aku tidak mau meninggalkan nenek, dan teman-teman. Lagi pula jika aku ikut aku akan ketinggalan pelajaran untuk satu minggu bu”, diapun mengeluarkan alas an itu. Tapi, ibunya bersihkukuh untuuk membawa dia pergi keluar kota, lagi pula keluarganya tidak pernah pergi keluar kota. “Tapi nak…….”, “Tidak!”, seketika anak itu memotong perkataan ibunya, dan langsung masuk kedalam kamarnya dengan keadaan marah.
     Nama anak itu Ihae yoo-Gun, mungkin itu nama yg sangat aneh di telinga masyarakat Indonesia. Memang, anak itu keturunan bangsa korea, dari sang ayah. Ayahnya bertugas di Kalimantan Barat, anak itu akan dibawa kesana untuk liburan namun, masih saja anak itu tidak mau ikut liburan . “Hae? Hae? Tolonglah keluar!, jangan marah seperti itu”, wanita bernama Nissa itu terus saja membujuk hae untuk keluar. Namun nihil jawaban dari kamarnya, hanya ada suara tangisan yg menderu. Mungkin tangisan itu tak begitu lama menderu, hanya beberapa jam saja. Namun, Hae masih marah kepada ibundanya.
     Pada keesokan harinya, seperti biasanya, pagi ini Hae pergi kesekolah. Namun anehnya Hae tidak sarapan dan tidak membawa uang saku. Walaupun ibunya telah menyiapkan uang dan sarapannya di meja makan. Mungkin, Hae masih marah kepada ibunya.
     Saat disekolah Hae hanya melamun, tidak tahu apa yg dia pikirkan. Biasanya dia anak yang hiperaktiv, tapi pada hari ini seketika virus hiperaktifnya padam. Tidak ada aura semangat dari tubuh Hae. Banyak teman-temannya yg menanyakan kenapa dia begini, namun nihil jawaban dari Hae.
     Saat dirumah, hae hanya membaca komik-komik dan novel-novel kesukaannya. Dia tidak mau makan, dan hanya minum saja. Kelakuan inilah yang membuat Nissa sang ibu Hae merasa khawatir, bagaimana Nissa tidak khawatir, jika Hae tidak makan, otomatis dia akan lemas dan sakit. Nissa pun befikir, bagaimana caranya agar Hae bisa di bujuk untuk makan. Dan dia pun menemukan caranya, walaupun ini tidak mungkin terjadi. Yaitu bicara dengan Ganghan,sang ayah dari Hae, untuk mengundur liburannya.
     Setelah agak lama berbicara dengan Ganghan lewat via telepon. Akhirnya sang ayahpun setuju untuk mengundurkan liburan ini.
Nissa     : “Ayah, ini ibu, ibu pengen ngomong sesuatu sama              ayah”                                          
Ganghan   : “Ngomong apa bu? Soal Hae?"                              Nissa     : “Iya yah, udah dua hari Hae marah sama ibu. Dia              nyuekin ibu, sampai-sampai dia nggak mau makan. Ibu              takut dia sakit yah. Sebenernya ibu berat ngomong              ini yah. Bagaimana kalau kita undurin aja liburan              ini, sampai suasana hatinya Hae tenang dulu"        Ganghan    : “Yasudah jika memang begitu, ayah undurkan saja               liburan ini jadi di akhir tahun, mau tidak?"          Nissa     : “Sebentar yah, ibu Tanya dulu sama Hae”              
     
      Nissa sang ibu menanyakan kepada hae tentang hal itu. namun, nihil jawaban dari Hae. Nissa sang ibu, tidak berputus asa, dia tetap membujuk Hae anaknya untuk menjawab pertannyaannya. Dengan keadaan terpaksa diapun menjawab “Yaudah”. Hanya itu yang dia katakan.
     Setelah ibunya selesai berbicara dengan ayahnya di telepon,ibunya menanyakan ”Hae, kamu nggak makan? Kan liburannya sudah di undur, masa kamu masih marah”,Hae pun menjawab ”Ya bu aku akan segera makan”.