BAB
1 à Pembujukan Pertama
Subang,
16 Juni 2014
“Apa?”
Anak itu langsung tercengang, ketika ibundanya mengajaknya pergi
ke luar kota. “Tidak bu, aku tidak mau ikut ibu”, anak itu terus saja
mengucapkan kata-kata itu. “Tidak bu, aku tidak mau meninggalkan nenek, dan
teman-teman. Lagi pula jika aku ikut aku akan ketinggalan pelajaran untuk satu
minggu bu”, diapun mengeluarkan alas an itu. Tapi, ibunya bersihkukuh untuuk
membawa dia pergi keluar kota, lagi pula keluarganya tidak pernah pergi keluar
kota. “Tapi nak…….”, “Tidak!”, seketika anak itu memotong perkataan ibunya, dan
langsung masuk kedalam kamarnya dengan keadaan marah.
Nama anak itu Ihae yoo-Gun, mungkin itu nama yg sangat aneh di
telinga masyarakat Indonesia. Memang, anak itu keturunan bangsa korea, dari
sang ayah. Ayahnya bertugas di Kalimantan Barat, anak itu akan dibawa kesana
untuk liburan namun, masih saja anak itu tidak mau ikut liburan . “Hae? Hae?
Tolonglah keluar!, jangan marah seperti itu”, wanita bernama Nissa itu terus
saja membujuk hae untuk keluar. Namun nihil jawaban dari kamarnya, hanya ada
suara tangisan yg menderu. Mungkin tangisan itu tak begitu lama menderu, hanya
beberapa jam saja. Namun, Hae masih marah kepada ibundanya.
Pada keesokan harinya, seperti biasanya, pagi ini Hae pergi
kesekolah. Namun anehnya Hae tidak sarapan dan tidak membawa uang saku.
Walaupun ibunya telah menyiapkan uang dan sarapannya di meja makan. Mungkin,
Hae masih marah kepada ibunya.
Saat disekolah Hae hanya melamun, tidak tahu apa yg dia pikirkan.
Biasanya dia anak yang hiperaktiv, tapi pada hari ini seketika virus
hiperaktifnya padam. Tidak ada aura semangat dari tubuh Hae. Banyak
teman-temannya yg menanyakan kenapa dia begini, namun nihil jawaban dari Hae.
Saat dirumah, hae hanya membaca komik-komik dan novel-novel
kesukaannya. Dia tidak mau makan, dan hanya minum saja. Kelakuan inilah yang
membuat Nissa sang ibu Hae merasa khawatir, bagaimana Nissa tidak khawatir,
jika Hae tidak makan, otomatis dia akan lemas dan sakit. Nissa pun befikir,
bagaimana caranya agar Hae bisa di bujuk untuk makan. Dan dia pun menemukan
caranya, walaupun ini tidak mungkin terjadi. Yaitu bicara dengan Ganghan,sang
ayah dari Hae, untuk mengundur liburannya.
Setelah agak lama berbicara dengan Ganghan lewat via telepon. Akhirnya
sang ayahpun setuju untuk mengundurkan liburan ini.
Nissa : “Ayah, ini ibu, ibu pengen ngomong
sesuatu sama ayah”
Ganghan : “Ngomong apa bu? Soal Hae?" Nissa : “Iya yah, udah dua hari Hae marah sama
ibu. Dia nyuekin ibu, sampai-sampai dia nggak mau
makan. Ibu takut dia sakit yah. Sebenernya ibu berat
ngomong ini yah. Bagaimana kalau kita undurin aja
liburan ini, sampai suasana hatinya Hae tenang dulu" Ganghan : “Yasudah jika memang begitu, ayah undurkan
saja liburan ini jadi di akhir tahun, mau tidak?" Nissa : “Sebentar yah, ibu
Tanya dulu sama Hae”
Nissa sang ibu menanyakan kepada hae tentang hal itu. namun,
nihil jawaban dari Hae. Nissa sang ibu, tidak berputus asa, dia tetap membujuk
Hae anaknya untuk menjawab pertannyaannya. Dengan keadaan terpaksa diapun
menjawab “Yaudah”. Hanya itu yang dia katakan.
Setelah ibunya selesai berbicara dengan ayahnya di
telepon,ibunya menanyakan ”Hae, kamu nggak makan? Kan liburannya sudah di
undur, masa kamu masih marah”,Hae pun menjawab ”Ya bu aku akan segera makan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar